Kamis, 25 Oktober 2012

OBLOK – OBLOK DAUN SINGKONG, SANG PRIMADONA …?


OBLOK – OBLOK DAUN SINGKONG,
SANG PRIMADONA …?

MITOS AWAL KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN MANUSIA
Semenjak masa pra-Hindu dan pra-Islam, masyarakat di Pulau Jawa telah melakukan pemujaan kepada Dewi Sri, yang dapat mengendalikan bahan makanan di bumi terutama padi sebagai bahan makanan pokok masyarakat. Berkah yang diharapkan adalah panen berlimpah dan azab yang ditakutkan adalah kemiskinan, bencana kelaparan, hama penyakit, dan hingga batas tertentu berpengaruh pada kematian.

Pada masa itu dipercaya bahwa di alam semesta ini terdiri dari Kahyangan yang dihuni dewa dewi dan bumi yang dihuni manusia. Di Kahyangan dewa dewi di bawah penguasa tertinggi Batara Guru yang senantiasa bertitah kepada dewa dewi. Salah satu titahnya adalah  meminta dewa dan dewi bergotong-royong, menyumbangkan tenaga untuk membangun istana baru, kalau malas kaki dan tangannya akan dipotong.

Menerima titah itu, Dewi Antaboga atau Dewa Ular sedih karena tidak memiliki tangan dan kaki untuk bekerja, berarti akan menerima hukuman lain yang akan menyebabkan kematian abadi. Ia menangis dan tetes air matanya berubah butiran bak permata yang sesungguhnya adalah telur dengan cangkang indah yang akhirnya menetas sebagai bayi perempuan yang sangat cantik, lucu, dan menggemaskan, diberi nama Dewi Sri.

Dewi Sri tumbuh dan berkembang menjadi seorang gadis yang cantik, baik hati, lemah lembut, halus tutur kata, luhur budi bahasa, memikat semua insan termasuk Batara Gurupun  yang berhasrat untuk mempersuntingnya. Melihat gelagat ini, para dewa menjadi khawatir karena akan merusak keselarasan di kahyangan dan oleh karenanya Dewi Sri dibunuh.

Setelah jenazahnya dimakamkan di bumi, dari makamnya tumbuh  beraneka tanaman yang berguna bagi manusia, diantaranya :
1.      Dari kepalanya muncul pohon kelapa.
2.    Dari hidung, bibir dan telinganya muncul berbagai tanaman rempah-rempah wangi dan sayur-mayur.
3.    Dari rambutnya tumbuh rerumputan dan berbagai bunga yang cantik dan harum
4.    Dari payudaranya tumbuh buah buahan yang ranum dan manis.
5.    Dari lengan dan tangannya tumbuh pohon jati, cendana, dan berbagai pohon kayu yang bermanfaat, termasuk singkong.
6.    Dari alat kelaminnya muncul pohon aren atau enau bersadap nira manis.
7.     Dari pahanya tumbuh berbagai jenis tanaman bambu.
8.     Dari kakinya mucul berbagai tanaman umbi-umbian dan ketela; akhirnya dari pusaranya muncullah tanaman padi, bahan pangan yang paling berguna bagi manusia.
9.    Dari mata kanannya muncul padi berberas putih dan mata kirinya padi berberas merah.
Keseluruhan tanaman tersebut merupakan berkah untuk menyediakan  pangan atau menjadi awal ketersediaan bahan pangan bagi manusia. Peristiwa ini merupakan awal terjadinya “pemujaan kepada Dewi Sri” yang sampai saat ini tetap dihormati dan dimuliakan oleh masyarakat Jawa dalam upacara syukuran panen yang disebut Sekaten.
TERCIPTANYA “OBLOK OBLOK” DITINJAU DARI KEKUATAN MISTIS RELIGIUS

Dewi Sri adalah penguasa bahan makanan dan sebagai kekuatan penggerak yang harus diikuti oleh penganut kepercayaannya, baik dilarang maupun diharuskan. Salah satu yang dilarang bagi manusia adalah “tak boleh sebutir nasi, sayuran dan makanan lain terbuang”. Khususnya terkait sayuran yang tersisa, harus dicampur dengan sayuran baru dan disebut “OBLOK OBLOK” yang pada hakekatnya adalah “campur campur dengan menggunakan konsepsi dalam satuan sistim pengolahan yang benar” dan ini tumbuh berkembang dalam masyarakat Jawa sebagai nilai dan budaya.  

Nilai dan budaya kehidupan dalam masyarakat yang lama, dicampur dengan kemajuan dan budaya yang baru atau sesuatu yang serba baru dan berusaha menghapus yang lama tetap berlangsung dalam satuan sistim yang “mencampur”. Hal ni juga berlaku dalam makanan, yakni OBLOK-OBLOK yang pada masa kini semakin bervariasi dengan ciri khas tetap mempertahankan rasa aslinya.

Oblok oblok, tidak hanya bertolak dari sisa sayur, tidak hanya berasal dari bahan makanan nabati, tetapi juga hewani. Prinsip utamanya adalah “mencampurkan berbagai jenis bahan makanan dan masih tetap mempertahankan rasa aslinya”. Sebagai contoh yang masih sangat mudah dijumpai antara lain adalah gudeg dengan semur, atau lodeh dengan gudeg, atau sisa sayur kemarin dicampur dengan masakan sayur yang baru. Pada versi modern, melalui berbagai campuran aneka jenis bahan makanan  yang pas, sehingga menambah cita rasa serta kelengkapan kandungan gizi dan dengan tetap memberikan nama Oblok Oblok.

MENGENAL OBLOK OBLOK BAHAN BAKU DAUN SINGKONG
Daun singkong berasal dari pohon singkong/ketela pohon/ubi kayu (Latin : manihot utilisma, keluarga Euphorbiacea), yang berasal dari Brasil, awal diperkenalkan oleh orang Portugis pada abad ke-16. Pemilihan oblok-oblok dengan bahan baku daun singkong, didasarkan pada :
1.      Pohon singkong nyaris dapat ditanam di seluruh wilayah Indonesia dengan mudah, murah, relatif cepat dapat dipanen daunnya kurang dari 1 bulan dan umbinya sekitar 5-7 bulan.
2.    Adanya kandungan gizi daun singkong sangat lengkap, yakni mengandung energi, protein, lemak, karbohidrat, calsium, fosfor, besi, vitamin A, vitamin B1, dan Vitamin C.  Khususnya kandungan Vitamin C paling tinggi dibanding daun lain, yaitu dalam 100 gram daun singkong mengandung 275 mg vitamin C.
3.    Walaupun  daun singkong mengandung  racun sianida (HCN) yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, seperti penyempitan saluran napas, mual, muntah, sakit kepala, bahkan bisa menimbulkan kematian, relatif mudah diantisipasi dengan  cara :
a.      Memetik pada pagi hari karena pada siang/sore hasil asimilasi/fotosintesis sudah  berlangsung dan akan mengandung sianida,
b.      Meremas-remas atau memotong-motong daun, dibiarkan selama 5 – 10 menit agar agak layu,
c.        Merebus daun dan tambahkan minyak kelapa, bumbu dan teri seberat satu per dua puluh sampai satu per tiga puluh berat daun akan menghilangkan racun, tetapi akan menambah nutrisi juga.
4.         Fakta, sampai saat ini bahan makanan yang bertolak dari bahan baku awal daun singkong dan diolah dengan metoda oblok oblok tetap berkembang di dalam masyarakat. Diantaranya Oblok Oblok Daun Singkong Tempe, Oblok Oblok Daun Singkong Ayam dsb

RESEP MASAKAN OBLOK-OBLOK DAUN SINGKONG

Bahan:
1.      300 gram daun singkong
2.      75 gram ikan teri, goreng
3.      750 gram santan dari 1 butir kelapa
4.      3 buah tomat, potong-potong
5.      Minyak secukupnya untuk menumis
6.      3 lembar daun salam
7.      3 batang serai, memarkan
8.      1 ruas jari lengkuas, memarkan
9.      1 sendok teh garam
Bumbu yang dihaluskan:
1.      12 butir bawang merah
2.      3 siung bawang putih
3.      10 butir kemiri
4.      1 ruas jari kunyit
5.      1 buah cabai merah

CARA MENGOLAH OBLOK OBLOK DAUN SINGKONG :
1.          Daun singkong dicuci bersih, diremas-remas
2.         Rebus  ± 5 menit atau sampai empuk, tiriskan. Potong-potong. Sisihkan.
3.         Tumis bumbu halus hingga harum.
4.         Masukkan daun salam, serai, lengkuas, tomat, garam, daun singkong, santan. Masak hingga mendidih, aduk-aduk. Masukkan ikan teri. Aduk rata.
5.         Angkat dan hidangkan.

Hasil sajian      = 3 Porsi



HITUNGAN KANDUNGAN GIZI Per Porsi Oblok-Oblok DAUN SINGKONG
1.          Energi                   = 538,35 kal
2.         Protein                 = 29,475 gram
3.         Lemak                 = 34,9 gram
4.         Karbohidrat         = 34,1 gram
5.         Kalsium                = 825,25  mg
6.         Fosfor                   = 517,5 mg
7.         Besi                       = 8,35 mg
8.         Vitamin A            = 16270 SI
9.         Vitamin B1           = 0,4  mg
10.     Vitamin C             = 300 mg

KESIMPULAN :
1.      Dalam konteks sejarah tentang bahan makanan bagi masyarakat di Pulau Jawa yang harus dikelola secara efisien dan efektif telah ditumbuh kembangkan semenjak zaman pra Hindu dan terus dilestarikan sampai saat ini. Salah satu bukti adanya pengelolaan yang efisien dan efektif dimaksud adalah dengan adanya istilah/nama olahan bahan makanan yang disebut Oblok oblok yang berkembang secara variatif.
2.    Oblok oblok yang masih terjaga dan berkembang variasinya sampai dewasa ini di Pulau Jawa adalah Oblok Oblok Daun Singkong (dicampur ikan teri yang akan melengkapi kandungan gizi). Hal ini karena mudah dan murahnya untuk memperoleh bahan baku, di sisi lain karena adanya kandungan gizi yang tinggi.
3.    Walaupun pohon singkong bukan merupakan tanaman asli Indonesia, tetapi sangat mudah untuk dibudidayakan nyaris di seluruh Indonesia (…tingkat kayu dan batu jadi tanaman…Koes Plus).
 
REKOMENDASI
1.      Oblok Oblok, dalam tinjauan sejarah, filosofis tentang pengelolaan bahan makanan perlu disosialisasikan (gradasi aplikatif) secara meluas di seluruh Indonesia. Manakala dapat dilaksanakan sistem pengolahan makanan a’la Oblok Oblok me-nasional, maka Oblok Oblok (utamanya daun singkong) benar-benar dapat menjadi Sang Primadona bagi segenap bangsa ini.
2.    Oblok Oblok Daun Singkong dapat digunakan sebagai titik masuk mensosialisasikan nya karena akan langsung memberikan hasil dan dampak positif. Ditinjau dari sisi pembudidayaannya (termasuk di lahan kering miskin hara, tandus dan kurang air/hujan), warga masyarakat miskin agar dapat memenuhi kebutuhan asupan gizi seimbang.
3.    Salah satu bentuk yang secara kongkrit dapat dilakukan adalah menyediakan berbagai variasi resep Oblok Oblok Daun Singkong yang dilengkapi dengan Teknis Pembudidayaan Pohon Singkong. Terlebih dapat diberikan perangsang lain, diantara kegiatan Demo, Pelatihan Tata Boga Pengolahan Oblok Oblok dan bantuan bibit Pohon Singkong.

Nama                           : Ikha Deviyanti Puspita, S.Gz, Dietisien, MKM
Alamat lengkap         : Prodi Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”  Jakarta. Jl RS Fatmawati, Pondok Labu, Jakarta Selatan
Alamat    blog             : ikhadevi@blogspot.com
Username Facebook: Ikha Deviyanti Puspita
Username twitter     : @ikhadeviyanti
Alamat email              : ikhadevi@yahoo.com
No telepon                 : 082112521287